IPAL Karya Mahasiswa UNTAG Surabaya Antarkan RW 1 RT 4 Kelurahan Menur Pumpungan Masuk Nominasi Green And Clean Se-Surabaya
Sumber Foto: Dok.Humas Untag Sby |
Mahasiswa KKN Non Reguler UNTAG Surabaya buatkan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) untuk warga RW 1 Kelurahan Menur Pumpungan, Surabaya. Alat yang berfungsi untuk mengolah air limbah sehingga memungkinkan untuk digunakan pada aktivitas yang lain tersebut merupakan wujud dedikasi mahasiswa KKN Non Reguler UNTAG Surabaya terhadap warga. Selain itu juga merupakan wujud salah satu pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UNTAG Surabaya.
Idham Semeru, salah satu anggota divisi Teknologi Tepat Guna (TTG) UNTAG Surabaya mengatakan pembuatan IPAL bertujuan untuk pemanfaatan air limbah yang berasal dari Mushola warga sekitar. “Kita berinovasi apa yang kurang dari sini, ternyata untuk pengairan disitu masih kurang. Jadi kita membuat ide, di mushola itu kebanyakan air hasil wudhu itu langsung dibuang ke selokan, nah jadi agar tidak dibuang secara percuma jadi disitu kita buat IPAL,” ujarnya saat ditemui, pada Senin (26/11). Mahasiswa Fakultas Psikologi tersebut menjelaskan air hasil dari IPAL nantinya bisa berguna untuk kegiatan warga seperti menyiram tanaman hingga mencuci motor.
Cara kerja dari IPAL sendiri, lanjut Idham, air limbah Mushola disaring melalui dua tahap hingga baru kemudian bisa digunakan kembali. “Jadi kita tandon terlebih dahulu, baru kemudian dialirkan lewat pompa air hingga menuju filter pertama. Filter pertama berisi dakron, pasir, kerikil sedang untuk filter kedua berisi arang yang terbuat dari bathok kelapa dan dakron. Gunanya adanya arang sendiri agar lebih bersih dan juga menghilangkan bau,” terangnya.
Sementara itu, salah satu anggota divisi Pendidikan dan Kesehatan (Pendkes) – Deddy Alfian Bachtiar S. mengungkapkan bahwa keseluruhan pembuatan IPAL dilakukan sendiri oleh seluruh anggota kelompok KKN Non Reguler UNTAG Surabaya. “Dari desain hingga pembuatan, kami lakukan sendiri juga dibantu oleh warga. Pembuatannya sendiri dilakukan selama dua hari sedang biayanya menghabiskan sekitar Rp. 1.200.000 saja,” ujar mahasiswa Prodi Administrasi Niaga tersebut. “Untuk waktu pembuatan sendiri sebenarnya dilakukan tanggal 10-11 kemarin, sebelum pelaksanaan KKN kami,” tambahnya.
Kedepannya mereka berharap alat IPAL yang telah dibuat tetap digunakan sebaik mungkin oleh warga. “Mungkin kalau ada yang rusak bisa diperbaiki, karena kita juga membuat buku panduan berisi pembuatan hingga perawatan. Kemarin juga kabar baiknya RW 1 Kelurahan Menur Pumpungan mendapatkan nominasi kampung Green and Clean Se-Surabaya di peringkat 75,” tutup Idham. (ua)
www.untag-sby.ac.id |
Komentar
Posting Komentar